PENGGUNAAN JAMUR ENTOMOPATHOGEN (Beauveria bassiana ) UNTUK MENEKAN TINGKAT SERANGAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (Conopomorpha cramerella Snell.) DI KEBUN RAKYAT DESA BETUNG KABUPATEN MUARO JAMBI

Hayata Hayata

Abstract


ABSTRACT

One of the barriers in the cacao caltivation is attacking of  “hama penggerek Buah Kakao (PBK) that    caused by conopomorpha cramerella.Inflicted Damage caused by  PBK larvae was look like   broken and wrinkled seeds, and there was a dark color on its skin that caused the decreasing of products weight and  its quality.To control this  BPK pests of cocoa  could C Cramerella, generally farmers used  chemical insecticide. The continously  use  of this insecticide  was feared  a bigger  trouble such as  pest resistance, environmental pollution, and   product refusing caused  by the pesticide leftover over  the  standard. Biological control using entomopatogen was one of PHT. Concept. The useness  of entomopatogen such as beauveria bassiana fungi  as a controller agent is one way to avoid the negative impacts of chemicals toward to the environment .B. bassiana Fungi possess the high reproductive capacity, easily produced and it is able to produce a long  surviving  spores  on a unfavorable condition. B. bassiana has a high potential in controlling various types of pest. Beside, this fungi shows easily obtained, it also easy propagated so that it can be reduces the control cost.The  useness of B. bassiana fungi as a cacao pest control that  will be conducted in  small cocoa plantations in the “Kebun Sembilan” village will show how its  ability in reducing the cacao pest population.The research uses completly randomsed block design which  rice media with B. bassiana as a treatment factor. The result should has relation with cacao quality.

 

Key word: Conopomorpha cramerella , beauveria bassiana , attacking intensitas.

 

ABSTRAK

Salah satu kendala dalam pengembangan tanaman kakao adalah serangan hama penggerek buah kakao (PBK) yang disebabkan oleh Conopomorpha cramerella.  Kerusakan yang ditimbulkan oleh larva PBK berupa rusak dan mengeriputnya biji,     timbulnya warna gelap pada kulit biji yang mengakibatkan turunnya berat dan mutu produk. Untuk mengendalikan hama penggerak buah kakao C. cramerella tersebut umumnya petani menggunakan insektisida kimia. Penggunaan insektisida secara terus-menerus dikhawatirkan menimbulkan masalah yang lebih berat, antara lain terjadinya resistensi hama, pencemaran lingkungan, dan ditolaknya produk akibat residu pestisida yang melebihi ambang toleransi.Pengendalian hayati dengan menggunakan entomopatogen merupakan salah satu dari konsep PHT. Penggunaan entomopatogen jamur Beauveria  bassiana sebagai agen pengendali merupakan salah satu cara untuk menghindari dampak negatif dari bahan kimia terhadap lingkungan. Jamur B. bassiana  mempunyai kapasitas reproduksi yang tinggi, mudah diproduksi dan pada kondisi yang kurang menguntungkan dapat membentuk spora yang mampu bertahan lama di alam. B. bassiana  memiliki potensi yang besar dalam mengendalikan berbagai jenis hama. Selain mudah didapat, jamur ini mudah diperbanyak sehingga dapat menurunkan biaya pengendalian. Pengunaan jamur B. bassiana untuk pengendalian penggerek buah kakao yang akan dilakukan di perkebunan kakao rakyat di desa kebun sembilan akan memperlihatkan bagaimana kemampuan jamur tersebut dalam menekan populasi penggerek buah kakao. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan faktor perlakuan berat media beras nasi yang terkandung B. bassiana. hasil akhirnya adalah kualitas buah kakao.

Kata kunci : Conopomorpha cramerella, Beauveria  bassiana, Intensitas serangan,

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.33087/jagro.v3i2.66

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Jurnal Media Pertanian Published by Fakultas Pertanian Universitas Batanghari
Adress: Fakultas Pertanian, Jl.Slamet Ryadi, Broni-Jambi, Kec.Telanaipura, Kodepos: 36122, email: jagropubr@gmail.com, Phone: 0741-60103


Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.